Minggu, 06 Juli 2014

Copy Paste Ceritaku





Ketika aku terbangun hari sudah terang, dia sudah tidak ada di ranjang. Aku bangun dan ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Keluar dari kamar mandi, dengan bertelanjang bulat, aku keluar kamar. Dia sedang duduk di meja makan, hanya dengan menggunakan celana pendek, sepertinya dia baru selesai menerima telpon. Di meja makan sudah tersedia beberapa potong sandwich dan 2 cangkir kopi. Dia mengajakku sarapan, aku duduk disebelahnya sambil menyantap sandwich yang telah disediakan. “Nes, kamu punya bikini gak?” tanyanya. “Kenapa oom, mau berenang? jawabku. “Ines punya CD yang cuma ditaliin kiri dan kanannya, kaya bikini”. “Branya punya gak?” tanyanya lagi. “Punyanya ya cuma CD bikini itu”, jawabku. “Tebel apa tipis?” tanyanya lagi. “Tebel, emangnya kenapa sih kok oom nanyain bikini segala”, jawabku penasaran. “Temenku, ngajak kita kerumahnya, dirumahnya ada kolam renangnya”, katanya menerangkan. “Wah, asik dong, Ines pengen ngerasain dientot dikolam renang”. “Ya udah, kamu tukar baju deh. Nanti kita ke mall beli bikini yang tipis buat kamu”, jawabnya. Aku segera memakai dasterku, dalemannya ku tenteng saja, aku keluar dari rumahnya setelah melihat kiri dan kanan bahwa tidak ada tetangga yang melihatku. Dirumah, aku segera mandi sambil membayangkan betapa nikmatnya kalo dientot di kolam renang. Sambil mandi, aku meremas2 toketku sendiri dan menggosok2 itilku. Napsuku kembali berkobar2. Setelah mandi aku mengenakan CD bikiniku dan bra, serta memakai jins ketat dan tank top yang juga ketat. Kemudian aku kembali kerumah sebelah. Dia juga sudah siap, ganteng sekali dia memakai jins dan kaos, sehingga bodinya yang kekar menjadi terlihat jelas. Aku segera masuk ke mobilnya dan kita meluncur ke mall. Sesampai di mall, toko yang menjual lingerie baru buka sehingga masih sepi pembeli. Dia memilihkan bra dan CD bikini yang tipis sekali, kayanya agak kekecilan buatku. “Biarin aja kekecilan, biar tambah napsuin”, jawabnya berkomentar. Dari mall, kita meluncur kerumah temennya. Karena agak jauh rumahnya, dia mengajakku makan siang dulu, walaupun belum waktunya makan siang tapi perut sudah terasa laper karena tadi pagi hanya terisi sepotong sandwich dan secangkir kopi. Kita mengisi perut di warung padang sampai kenyang. Setelah itu baru menuju ke rumah temannya. Rumahnya besar, dia langsung saja masuk ke halaman belakang. Di kolam renang ada sepasang mahluk sedang berpelukan di dipan. Yang lelaki hanya memakai celana pendek, sepantaran dia dan ceweknya seumur aku. Si cewek cuma pake bikini tipis yang sangat minim, sehingga toketnya yang besar seperti tidak tertampung branya, sertanya jembutnya yang lebat menyeruak dari atas, kiri dan kanan CD minimnya. Si lelaki memperkenalkan diri. “Odi, dan ini Dina”, katanya memperkenalkan diri. “Ines oom”, kataku menjawab. Oom Dio mengajak Dina masuk kedalam, sedang oom Dio menarikku duduk disampingnya. Baru aku tau skenario apa yang dirancang oom Dio, rupanya dia dan oom Odi ingin bertukar pasangan ngentot. Ya udahlah, aku nerima saja, toh oom Odi gak kalah ganteng dan kekarnya dengan oom Dio. “Nes, oom Dio bilang dia nikmat banget ngentot sama kamu, memek kamu bisa ngempot ya, aku jadi kepingin ngerasain diempot juga”, katanya sambil mencium pipiku. “Kamu pake dong bikininya”. Aku tersenyum dan segera ke kamar mandi yang ada didekat kolam renang. Aku mengenakan bikini yang warna cream, minim dan tipis sekali, sehingga kaya gak pake apa2. Aku kembali ketempat oom Odi menunggu. Matanya membelalak menatap bodiku. “Wah Nes, kamu napsuin banget, toket besar, pentil besar, jembut lebat dan pantat besar”. “Dina kan juga napsuin oom”, jawabku sekenanya. Aku duduk disebelahnya di dipan.

Dia langsung merengkuh dan merebahkan tubuhku didipan. Bibirku dilumatnya, aku mengimbangi kuluman dibibirku dengan permainan lidah. Beberapa saat kemudian ciumannya berpindah ke leherku. Sambil menciumi leherku, toketku yang masih dilapisi bra tipis diremasnya, pentilku ditekan-tekan dan dipelintir-pelintir sehingga mengeras.”Oom buka celananya ya” rintihku. Tanpa menunggu persetujuannya, kolor celana pendeknya kuurai. Dia mengimbangi dengan menarik tali pengikat bra dileher dan dipunggungku sehingga braku terlepas. Dia terpana melihat toketku yang padat membusung dengan pentil yang berdiri tegak, sementara puncak toketku di sekitarnya sedikit menggembung dibanding dengan sekitarnya. Celana pendeknya juga aku lepas sehingga kontolnya yang besar dan panjang juga berdiri tegak dengan keras. Dia napsu sekali melihat jembutku yang nongol disebelah atas dan samping kiri kanan CD minimku. Dia memeluk tubuhku sambil kembali mengulum bibirku, aku mengimbangi kulumannya sambil memeluknya. Toketku menekan kedadanya, pentilku terasa keras sekali. Ciumannya turun keleherku, aku mendongakkan daguku agar dia dapat mencium leherku dengan bebas. “Oom Ines sudah kepingin dientot, oom”, bisikku. Dia tidak menjawab tapi langsung menciumi lembah diantara kedua toketku. Kemudian pentil kanan diemutnya dengan penuh napsu. Aku menggelinjang, “Oom ngilu”, rintihku. Rintihanku itu semakin membangkitkan napsunya. Diremas nya toket kiriku dengan gemas, sementara pentil kananku dimainkan dengan ujung lidahnya. Pentilku kadang digencet dengan tekanan ujung lidah dengan gigi. Kemudian secara mendadak disedot kembali pentil kananku kuat-kuat sambil menekan dan memelintir pentil kiriku. Aku semakin menggelinjang sambil mendesah-desah.Dia tidak puas dengan hanya menggeluti toket kananku. Kini mulutnya berganti menggeluti toket kiriku. Sementara tangannya meremas-remas toket kananku kuat-kuat dia menyedot kuat-kuat pentil kiriku. Dia memijit-mijit dan memelintir-pelintir pentil kananku, gigi dan ujung lidahnya menekan-nekan pentil kiri, tangannya meremas toket kanan dengan sekuat-kuatnya. “Oom… nakal deh… ngilu oom… geli…” kembali aku menggelinjang dan mendesah. Setelah puas dengan toketku, dia meneruskan permainan lidah ke arah perutku. Mulutnya berhenti di daerah pusarku. Dia mengecupi bagian pusarku. Sementara kedua telapak tangannya menyusup ke belakang dan meremas-remas pantatku. Kedua tangannya menyelip ke dalam CD ku. Perlahan-lahan tali pengakut CD ku di kiri dan kanan ditariknya. Aku sedikit mengangkat pantatku sehingga CD ku lepas. Jembutku yang lebat mengitari bibir memekku yang berwarna coklat tua. Sambil kembali menciumi kulit perutku di sekitar pusar, tangannya mengelus-elus pahaku. Elusannya pun ke arah dalam dan merangkak naik. Sampailah jari-jarinya di tepi kiri-kanan bibir luar memekku. Tangannya pun mengelus-elus memekku dengan dua jarinya bergerak dan bawah ke atas. Dengan mata terpejam, aku meremas-remas toketku sendiri. Perlahan dia menyibakkan bibir memekku dengan ibu jari dan telunjuknya mengarah ke atas sampai itilku menongol keluar. Wajahnya bergerak ke memekku, sementara tangannya kembali meremas toketnya. Dia menjilati itilku perlahan-lahan dengan jilatan-jilatan pendek dan terputus-putus sambil satu tangannya memlintir pentilku “Oom… betul di situ oom… di situ… enak oom,” aku mendesah-desah sambil merem-melek. Dia meneruskan permainan lidah dengan melakukan jilatan-jilatan panjang dari lubang pantat sampai ke itilku. Itu menyebabkan memekku mulai berlendir, sebagian lendirnya mengalir hingga mencapai lubang pantatku. Sesekali pinggulku bergetar. Di saat bergetar itu pinggulku diremas kuat-kuat sambil ujung hidungnya ditusukkan ke memekku. “Oom… enak sekali oom…,” aku mengerang dengan kerasnya. Dua jari tangannya lalu dimasukkan ke memekku. Setelah masuk hampir semuanya, jarinya dibengkokkan ke arah atas dengan tekanan yang cukup terasa agar kena ‘G-spot’ku. Aku menjerit sambil menyentakkan pantat ke atas sampai-sampai jari tangannya yang sudah terbenam di dalam memekku terlepas. Dia segera memasukkan kembali dua jarinya ke dalam memekku dan melakukan gerakan yang sama. Kali ini dia mengimbangi gerakan jarinya dengan permainan lidah di itil. Itilku semakin menonjol sehingga gampang baginya untuk menjilat dan mengisapnya. Itilku digelitiki dengan lidah serta diisap-isap perlahan, aku semakin keras merintih-rintih sementara pinggulku menggial ke kiri-kanan. “Oom…,” hanya kata-kata itu yang dapat kuucapkan karena menahan kenikmatan yang semakin menjadi-jadi. Permainan jari-jari dan lidahnya di memekku semakin bertambah ganas. Aku sambil mengerangerang dan menggeliat-geliat meremas apa saja yang dapat kuraih. Meremas rambut dan bahunya, dan meremas toketku sendiri. “Oom.. Ines sudah tidak tahan lagi… Masukin kontolnya oom… sekarang juga oom…!“ erangku sambil menahan nafsu. Namun dia tidak perduli. Sengaja dia mempermainkan aku terlebih dahulu. Dia mau membuatku nyampe, sementara dia masih segar bugar. Kemudian kocokan dua jari tangannya di dalam memekku semakin dipercepat. Gerakan jari tangannya ke atas-bawah, sementara ibu jarinya mengusap-usap dan menghentak-hentak itilku. Gerakan jari tangannya di memeku yang basah itu sampai menimbulkan suara. Aku merintih terputus-putus. Dia mempertahankan kocokan tersebut. Dua menit sudah aku mampu bertahan sambil menjerit-jerit.
Toket semakin kencang dan licin, sedang pentilnya berdiri dengan tegangnya. Akhirnya aku mengejang hebat. Pantat kuangkat tinggi-tinggi.


Mataku membeliak-beliak dan menjerit, “Oom …!“ Dua jarinya yang tertanam di dalam memekku terjepit oleh dindingnya dengan kuat. Beberapa detik kemudian aku terbaring lemas. Mataku terpejam, aku baru saja nyampe. Kocokan jari tangannya dimemekku berhenti. Dia membiarkan jarinya tertanam dalam memekku sampai jepitan memekku terasa lemah. Setelah lemah. jari tangannya dicabut dari memekku. Cairan memekku yang terkumpul di telapak tangannya dijilatnya sampe bersih.


Ketegangan kontolnya belum juga mau berkurang. Dia pun mulai menindih tubuhku, sehingga kontolnya tergencet oleh perut bawahku. Sementara bibirnya kembali mengulum-kulum kembali bibirku, tangannya meremas-remas toketku dan mempermainkan pentilnya. Aku kembali membuka mata dan mengimbangi serangan bibirnya. Tubuhku kembali menggelinjang-gelinjang karena menahan rasa geli dan ngilu di toketku. Setelah puas melumat-lumat bibir. dia menyusuri leherku hingga akhirnya mencapai belahan toketku. Wajahku kemudian menggeluti belahan toketku, sementara kedua tangannya meremas-remas kedua toketku. Dia menggesek-gesekkan wajahnya di belahan toketku. Kemudian bibirnya bergerak ke atas toket sebelah kiri. Diciumi dan dimasukkannya pentilku kedalam mulutnya. Sambil menyedot-sedot pentil kiriku, dimainkan dengan lidahnya. “Oom… geli,“ aku mendesis-desis sambil menggeliatkan tubuh ke kiri-kanan. Dia memperkuat sedotannya. Sementara tangannya meremas-remas toket kananku jari telunjuk dan ibu jarinya memlintir pentilku. Dia semakin gemas. Toketku dimainkan secara bergantian, antara sebelah kiri dan sebelah kanan. Pentilku kadang disedot kuat-kuat, kadang dicepit dengan gigi atas dan lidah. Aku mendesis-desis keenakan. Napsu sudah kembali tinggi. Mataku sampe terbeliak-beliak. Geliatan tubuhku ke kanan-kini semakin sering frekuensinya. Sampai akhirnya aku tidak kuat melayani serangan keduanya. Kutangkap kontolnya yang sudah ngaceng itu. “Oom… Kontol oom besar sekali” ucapku sambil meremas-remas perlahan kontolnya. “Oom. kita ngentot yuk” ajakku penuh napsu. Kutarik wajahnya mendekat ke wajahku. Kulumat bibirnya dengan ganas. Dia pun tidak mau mengalah. Bibirku dilumatnya dengan penuh nafsu, sementara aku didekap dengan kuat. Punggungku diremas-remas dengan gemasnya. Kemudian dia menindih tubuhku. Kontolnya terjepit di antara pangkal pahaku dan perut bawahnya. Bibirnya kemudian melepaskan bibirku, dan mengecup daguku dan kemudian leherku. Kontolnya menekan dan menggesek-gesek pahaku. Puas menggeluti leherku, wajahnya turun ke toketku. Dengan gemas dan ganas dia membenamkan wajahnya ke belahan toketku, sementara kedua tangannya meraup kedua toketku. Daerah toketku beserta pentilnya masuk dalam mulutnya. Dia melahap ujung toketku dan pentilnya dengan bernafsu, pentilku dikulum-kulum dan dimainkan dengan lidahnya. “Oom… geli… geli …,“ kataku. Dia tidak perduli. Dia terus mengulum-kulum pentilku sampe menjadi keras, sementara toket sebelah kanannya diremasnya kuat-kuat. Hal tersebut dilakukannya secara bergantian antara toket kiri dan kanan. Sementara kontolnya semakin menekan dan menggesek-gesek di kulit pahaku. Aku semakin menggelinjang-gelinjang. Dia semakin bernafsu dan semakin ganas mengisap-isap dan meremas-remas toketku. Akhirnya dia melepaskan toketku dari gelutan mulut dan tangannya. Bibirnya kini berpindah menciumi dagu dan leherku, sementara tangannya membimbing kontholnya untuk mencari memekku. Dia memutar-mutarkan dahulu kepala kontolnya dijembutku. “Oom… masukkan seluruhnya oom… masukkan seluruhnya… ” Kuraih kontolnya yang sudah amat tegang. Pahaku kubuka agak lebar. “Kontol oom besar dan keras sekali, oom…,” kataku sambil mengarahkan kepala kontolnya ke memekku.


Sesaat kemudian kepala kontolnya menyentuh bibir memekku yang sudah basah. Kemudian dengan perlahan-lahan dan sambil digetarkan, kontolnya ditekan masuk kememekku. Kini seluruh kepala kontolnya pun terbenam di dalam memekku. Dia menghentakkan gerak masuk kontolnya. “Oom… teruskan masuk, oom, enak… jangan berhenti sampai situ saja…,” aku protes atas tindakannya. Namun dia tidak perduli. Dibiarkannya kontolnya masuk kememekku hanya sebatas kepalanya saja, namun kontolnya hanya digetarkan saja. Sementara bibir dan hidungnya dengan ganasnya menggeluti leher, lengan tangan dan ketiakku yang bersih dari bulu ketiak. Aku menggelinjang-gelinjang dengan tidak karuan. “Geli… Terus masuk, oom…” Bibirnya mengulum kulit lengan tanganku dengan kuat-kuat. Dan… satu… dua… tiga! Kontolnya ditusukkan sedalam-dalamnya ke dalam memekku dengan sangat cepat dan kuatnya. Pangkal pahanya beradu dengan pangkal pahaku sedang dalam posisi agak membuka dengan kerasnya. “Auwww!” pekikku. Dia diam sesaat, membiarkan kontolnya tertanam seluruhnya di dalam memekku tanpa bergerak sedikit pun. “Enak oom… ” kataku sambil meremas punggungnya dengan keras. Dia mulai menggerakkan kontolnya keluar-masuk memekku. “Bagaimana Nes?” tanyanya. “Enak sekali. Kontol oom besar dan panjang sekali…sampai-sampai menyumpal penuh seluruh penjuru memek Ines,” jawabku. Dia terus memompa memekku dengan kontolnya perlahan-lahan. Kontolnya kuremas-remas dengan otot-otot memekku sejalan dengan genjotannya. Kemudian dia mengangkat kontolnya. Sambil menjaga agar kontolnya tidak tercabut dari memekku, dia mengambil posisi agak jongkok. Betis kananku ditumpangkan diatas bahunya, sementara betis kiriku didekatkan ke wajahnya. Sambil terus mengocok memekku perlahan dengan kontolnya, betis kiriku diciumi dan dikecupi dengan gemasnya. Setelah puas dengan betis kiri, ganti betis kananku yang diciumi dan digeluti, sementara betis kiriku ditumpangkan ke atas bahunya. Begitu hal tersebut dilakukannya beberapa kali secara bergantian, sambil mempertahankan gerakan kontolnya maju-mundur perlahan di memekku. Setelah puas dengan cara tersebut, dia meletakkan kedua betisku di bahunya, sementara kedua telapak tangannya meraup kedua toketku. Masih dengan kocokan kontol perlahan di memekku, tangannya meremas-remas toketku. Kadang kedua pentilku digencet dan dipelintir-pelintir secara perlahan. Pentilku semakin mengeras, aku pun merintih-rintih keenakan. Mataku merem-melek, “Oom, geli… … terus oom, kontol oom membuat memek Ines terasa enak sekali… Nanti jangan dingecretkan di luar memek, oom. Ngecret di dalam saja… aku sedang tidak subur…” Dia mulai mempercepat gerakan masuk-keluar kontolnya di memekku. Dia meningkatkan kecepatan keluar-masuk kontolnya di memekku. “Sssh… . Nes… enak sekalii memekmu” “Ya oom, Ines juga merasa enak sekali… terus oom, terusss…” Dia makin meningkatkan lagi kecepatan keluar-masuk kontolnya di memekku. “Oom… terus…Ines hampir nyampe oom…sedikit lagi… kita keluar sama-sama ya oom…,” Dia mengayuh terus. “Oom..,” rintihku sambil memegang kedua lengan tangannya. “Enak oom.. Mau keluar oom… mau keluar… ah-ah-ah-ah-ah… sekarang ke-ke-ke…” Memekku dengan sangat kuatnya menjepit kontolnya. Aku meremas lengan tangannya dengan sangat kuatnya dan berteriak tanpa kendali: keluarr…!” Mataku membeliak-beliak dan tubuhku mengejang. Dia pun menghentakan genjotannya. Kontolnya yang tegang luar biasa dibiarkan diam tertanam dalam memekku. Aku memejam mata beberapa saat dalam menikmati puncak orgasme.


Kedua kakiku lalu diletakkan kembali di atas dipan dengan posisi agak membuka. Dia kembali menindih tubuhku dengan mempertahankan agar kontolnya yang tertanam di dalam memekku tidak tercabut. “Oom… oom luar biasa… oom membawa Ines ke langit ke tujuh,” kataku. “Luar biasa nikmatnya.” Dia kembali mendekap tubuhku, kontolnya mulai bergerak keluar-masuk lagi di memekku, namun masih dengan gerakan perlahan. Namun sekarang gerakan kontolnya lebih lancar dibandingkan dengan tadi. “Oom langsung memulainya lagi… Sekarang giliran oom.. ngecretin peju oom didalam memek Ines,” aku mulai mendesis-desis lagi. Bibirnya mulai memagut bibirku dan melumat-lumatnya dengan gemasnya. Sementara tangan kirinya ikut menyangga berat badannya, tangan kanannya meremas-remas toketku serta memijit-mijit
pentilnya, sesuai dengan gerak maju-mundur kontolnya di memekku. “Enak oom, terus… ” desisku. Sambil kembali melumat bibirku dengan kuatnya, dia mempercepat genjotan kontolnya di memekku. Pengaruh adanya cairan di dalam memekku, Aku tidak henti-hentinya merintih kenikmatan. Kontolnya semakin tegang. Dia melepaskan tangan kanannya dari toketku. Kedua tangannya kini dari ketiakku menyusup ke bawah dan memeluk punggungku. Tanganku pun memeluk punggungnya dan mengusap-usapnya. Dia pun memulai serangan dahsyatnya. Keluar-masuknya kontolnya ke dalam memekku sekarang berlangsung dengan cepat dan berirama. Setiap kali masuk, kontolnya dihunjamkan keras-keras agar menusuk memekku sedalam-dalamnya. Di saat bergerak keluar memek, kepala kontolnya dijaganya agar tetap tertanam di memekku. Dia terus menggenjot memekku dengan gerakan cepat dan menghentak-hentak. Tanganku meremas punggungnya kuat-kuat di saat kontolnya dihunjamkan masuk sejauh-jauhnya ke memekku. Memekku berkedut2, mengempot kontolnya “Nes… Enak sekali … Memekmu enak sekali… Memekmu hangat sekali… jepitan memekmu enak sekali…” “oom… terus oom”, aku merintih “enak oom..” Tiba-tiba dia pun mengenjotkan kontolnya ke memekku dengan semakin cepat dan keras. Setiap masuk ke dalam, kontolnya berusaha menusuk lebih dalam lagi dan lebih cepat lagi dibandingkan sebelumnya. Karena menahan rasa nikmat yang luar biasa aku terbata-bata: “oom…! Ines mau keluar lagi… Ines ke-ke-ke…” Aku tidak mampu lagi menahan jebolnya pertahananku.“keluarrrr…!” Tubuhku mengejang dengan mata membeliak-beliak. Dia juga melenguh keras-keras sambil merengkuh tubuhku sekuat-kuatnya. Wajahnya dibenamkan kuat-kuat di leherku, dan pejunya muncrat dengan derasnya, menyemprot memekku yang terdalam. Kontolnya yang terbenam semua di dalam memekku terasa berdenyut-denyut. Beberapa saat lamanya dia dan aku terdiam dalam keadaan berpelukan erat sekali. Kontolnya menyemprotkan lagi peju yang masih tersisa kedalam memekku. Kali ini semprotannya lebih lemah. Perlahan-lahan tubuhnya dan tubuhku pun mengendur kembali. Dia kemudian menciumi leherku dengan lembutnya, sementara tanganku mengusap-usap punggung dan rambutnya. “Oom… terima kasih oom. Puas sekali Ines. indah sekali… sungguh..enak sekali,” kataku lirih. Dia tidak memberi kata tanggapan. Sebagai jawaban, bibirku dikecupnya. Dalam keadaan tetap telanjang, kami berdekapan erat di atas dipan. “Oom… kapan-kapan Ines dientot lagi ya oom… Ines puas sekali dientot oom,” kataku. Dia kemudian mencabut kontolnya dari memekku dan masuk ke dalam. Dari dalam oom Dio keluar sudah berpakaian lengkap. “Pulang yuk Nes, sudah sore”, ajaknya. Segera aku menuju ke kamar mandi dengan membawa bikiniku. Dikamar mandi aku memakai jin dan tank topku dan mengikutinya ke mobil. Dalam perjalanan pulang, kita mampir lagi ke restoran untuk makan malam, walaupun belum gelap benar. Tapi perutku sudah keroncongan, sehabis kerja keras dientot oom Odi. Diperjalanan dia tidak bertanya apa2 mengenai ngentotku dengan oom Odi, sehingga akupun tidak menanyakan bagaimana ngentotnya dengan Dina. Sesampai di rumahnya, aku ingin kembali tapi dia menahannya, “aku pengen gelutin kamu pakai bikini Nes”, rupanya dia belum puas setelah sejak kemarin ngentoti aku dan tadi ngentot dengan Dina. “Oom belum puas dengan Dina?” tanyaku. “Puas sih puas”, jawabnya, “tapi lebih nikmat diempot memek kamu”. Aku bangga juga mendengarnya bahwa aku lebih memberi nikmat katimbang Dina yang juga montok dan berjembut lebat.

Suka Kulum Kontol






Pak Hide, demikian nama customerku, jelalatan matanya memandang ke arahku dari ujung rambut ke ujung kaki. Pandangannya fokus ke arah toketku. Aku mengerti apa yang diinginkannya, Kubuka kancing blazerku dengan alasan panas, sehingga nampaklah belahan toketku mengintip dari balik tank topku yang belahan dadanya rendah. Pembicaraan mengalir cepat, karena aku sudah dibekali dengan kebijakan mengenai harga dan lain2, maka aku bisa menjawab semua pertanyaan yang diajukannya, termasuk dengan mencarikan pembeli untuk armada yang saat ini dipunyai oleh kantornya. Aku membuat janji lagi untuk membawa proposal yang berisikan perjanjian2 lisan yang telah disepakati. Tampak dia melahapku dengan pandangannya yang penuh napsu. Pada hari yang dijanjikan, dia menelponku, mengatakan bahwa penanda-tanganan proposal akan dilakukan di apartemennya saat makan siang. Aku tau apa yang diinginkannya, tapi mengingat order yang diberikan sudah melampaui targetku bulan ini, aku setuju saja. Aku sampai di apartmentnya on time, dia menyambutku dengan mata berbinar2, saat itu aku menggunakan pakaian yang sama jenisnya dengan ketika ketemu dia pertama kali di kantornya. Dia santai saja, dasi sudah terlepas dari lehernya, tangan bajunya juga sudah tergulung. Memang sih, dia cukup ganteng dan perawakannya tegap. Dia mengajakku langsung kemeja makan dan menyantap makanan yang sudah dihidangkan sambil ngobrol ke sana kemari. Akhirnya obrolan menjurus kearah yang sudah kuduga. “Ines, cantik sekali, mau gak jadi staf di kantorku”, rayunya. “Memangnya sebagai tenaga sales pendapatannya berapa sih? Kalo mau, aku bisa kasi gaji lebih besar dari total pendapat kamu sekarang”. “Memangnya bapak sudah tau Ines seperti apa, skillnya maksud Ines”, jawabku sekenanya. “Kalo liat penampilannya, harusnya sih ok, mau ya, kebetulan aku sudah mendapat ijin untuk menambah staf. Gaji kamu sekian (dia menyebutkan satu angka yang sangat besar jika dibandingkan dengan penghasilanku sekarang) ditambah dengan tunjangan2. Gimana”, dia terus mendesakku. “Nanti deh dibicarakan lagi pak, sekarang gimana dengan  proposal saya”, aku mencoba menghindar. “Jangan panggil pak, aku kan belum tua, panggil mas aja. Aku mau mandi dulu ya, gerah, Ines mau mandi bareng?” tanyanya menggoda. Aku hanya tersenyum, dia menghilang ke kamar mandi. Tak lama kemudian dia keluar hanya dengan mengenakan celana pendek dan T shirt saja, santai sekali dia. “Giliranmu, di balik pintu ada kimono baru, pake aja, biar lebih relax ngomongin proposalnya”, katanya sambil tersenyum.


Aku mendinginkan badan dan mengenakan kimono dari bahan handuk, tentu saja bra dan CD miniku yang tipis masih kupakai. Akupun keluar dari kamar mandi. Dia terpana memandangku, kimono itu pendek hanya 15 cm di atas lutut. Paha dan betis menjadi terlihat, tersingkap ketika aku melangkah. Kimononya melekat erat di badanku, sehingga pantatku yang besar, pinggangku yang ramping dan toketku yang membusung tercetak dengan jelas. Kimono itu sengaja tidak aku ikatkan sempurna sehingga belahan toketku menyembul di belahan baju. Aku duduk disebelahnya di sofa, merapat kebadannya. Tangannya segera merangkul pundakku. “Nes, kamu cantik dan seksi sekali, aku sudah terangsang nih, tanda tangan proposalnya nanti saja ya”, katanya sambil mencium pipiku. “Ih, mas genit”, jawabku manja. Dia mulai mengelus pahaku yang terbuka, disingkapkannya kimono yang kupakai. Tangannya kubiarkan mengelus makin ke atas dan berhenti di pangkal pahaku, kimono yang kupakai makin tersingkap, aku sengaja merenggangkan pahaku sehingga dia dapat melihat CD minimku yang tipis, jembutku yang lebat menyeruak di kiri dan kanan CD serta sedikit dibagian atas CD ku. “Jembut kamu lebat ya Nes, napsu kamu pasti besar ya. Aku suka ngentot dengan cewek yang jembutnya lebat”, katanya dengan napas memburu. “Kenapa begitu mas?’ tanyaku pura2 tidak tau. “Kalo cewek jembutnya lebat, minta nambah terus kalo dientot, binal dan gak puas2″, jawabnya. “Itu bukan binal mas, tapi menikmati”, jawabku. “itu sudah tau, kok tadi nanya”. Aku hanya tersenyum saja. Jarinya mulai mengelus pangkal pahaku dan daerah memekku. Aku menggeliat, geli. Dia bangkit dari duduknya dan berlutut didepanku. Pahaku diciuminya bergantian, sambil diremas2nya. Paha kubuka makin lebar sehingga dia makin mudah mengakses daerah memekku. Dia makin beringas, tali kimonoku diurainya dan kimonoku dilepasnya. “Wow, Nes, kamu merangsang sekali”, katanya sambil memandangi tubuhku yang hanya berbalut bra dan CD. “Kita teruskan diranjang yuk”, aku ditariknya bangun dan digandengnya ke kamarnya. Aku merebahkan diri di ranjang, kimono sudah kulepaskan. Dia langsung memelukku. Diciuminya toketku sambil diremas2nya. Karena terhalang bra, tak lama braku sudah terlepas. Dia semakin semangat, diciumnya toketku.




 Pentilnya diemutnya, digencet dengan gigi dan lidahnya. Makin lama makin kuat emutannya dan makin luas daerah toketku yang diemutnya. Napsuku sudah berkobar2 tapi kubiarkan saja dia terus menggumuli toketku. 



Dia membenamkan wajahnya di belahan toketku, kemudian bergerak kebawah pelan2 mengarah ke perutku. Puserku dijilatinya. Rasanya geli2 nikmat, napsuku makin berkobar saja. Dia memeluk pinggulku dengan gemas, kecupannya terus turun ke arah CD ku, dia menjilati jembut yang keluar dari samping CDku, kemudian diciumnya daerah memekku dengan kuat. CD ku sudah basah karena napsu yang terus berkobar. “Kamu udah napsu ya Nes, CD kamu sudah basah begini”, katanya sambil tersenyum. Dia nampak senang bisa merangsang napsuku sehingga aku tampak pasrah saja dengan tindakannya. Dia bangkit dan melepaskan semua yang melekat dibadannya. Kontolnya sudah ngaceng dengan keras, lumayan besar dan panjang. Dia menjepitkan kontolnya di belahan toketku, dan digerakkannya maju mundur. Aku membantu dengan mengepitkan kedua toketku menjepit kontolnya. Lama2 gerakan maju mundurnya makin cepat, dia merem melek keenakan, “baru dijepit toket aja udah nikmat Nes, apalagi kalo dijepit memek kamu ya”. Napasku juga sudah memburu, selama ini aku menahan saja napsuku dan membiarkan dia menggeluti sekujur tubuhku. “Nes, enak banget deh”, katanya ter-sengal2. Kemudian dia berhenti, kontolnya digesek2kan di toketku sambil terus meremas2nya. Gesekan kontolnya terus kearah perut, sesekali digesekkan ke lubang pusarku. Geli2 enak rasanya.


Akhirnya, selesai juga permainan, dia melepas CDku. Jembutku yang lebat menutupi sekitar memekku. Dia mengangkangkan pahaku makin lebar. Jembutku tersingkap dan nampaklah memekku yang sudah basah sekali. Dia menggenggam kontolnya dan digesek2kan ke jembutku, kemudian diarahkan ke memekku. Terasa ada benda tumpul yang keras dan besar menyeruak diantara bibir memekku. “Mas, gede banget kontolmu, masukin semua mas, Ines udah pengen dientot, rengekku. Dia menggetarkan kontolnya sambil dimasukkan sedikit demi sedikit ke memekku. Sekarang kepalanya sudah terjepit di memekku. Aku menjadi belingsatan karena lambatnya proses memasukkan kontolnya, padahal aku udah pengen dienjot keluar masuk dengan keras. “Ayo dong mas, masukin semua, enjot mas, Ines udah gak tahan nih”, kembali aku merengek minta dienjot. Dia hanya tersenyum saja. Perlahan tapi pasti kontolnya ambles ke dalam memekku, sudah masuk separo.




 Terasa sekali kontol besarnya mengganjal memekku. Aku menggerakkan otot memekku meremas2 kontolnya biar dia segera menancapkan kontolnya semuanya ke dalam memekku. Strategiku berhasil, dia segera menghunjamkan kontolnya sehingga masuk semuanya. “Duh mas, nikmatnya, kontol mas udah gede panjang lagi, masuknya dalem banget. Memek Ines sampe sesek rasanya”, kataku. “Tapi enakkan”, jawabnya. “Enak banget mas, sekarang dienjot yang keras mas, biar tambah nikmat”, kataku lagi. Masih dengan pelan2 dia mengenjotkan kontolnya keluar masuk. Sewaktu keluar, yang tersisa di memekku hanya tinggal kepalanya saja, kemudian dienjotkan kedalam sekaligus sehingga nancap di bagian memekku yang paling dalam. “Enak mas, kalo dienjot seperti itu, yang cepat mas”, rengekku lagi sambil terus mengejang2kan otot memekku. Dia pun menjadi belingsatan karena remasan otot memekku sehingga enjotannya menjadi makin cepat dan makin keras. “Gitu mas, aduh enak banget deh mas, terus mas, terasa banget gesekan kontol mas ke memek Ines, nancepnya dalem banget lagi, terus mas, yang cepat”, kataku terengah2 keenakan. Dia mempercepat enjotan kontolnya, caranya masih sama, kalo ditarik tinggal kepalanya saja dan terus dienjotkan kembali kedalam dengan keras. Lihai sekali cara ngenjotnya, itu membuat aku menjadi liar, pantatku menggelinjang saking nikmatnya dan aku terus merintih kenikmatan sampai akhirnya aku tidak dapat menahan lebih lama, “Mas, Ines nyampe mas”, jeritku. Dia masih bertahan juga dengan terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan caranya tadi. Nikmat sekali rasanya. Sampe akhirnya, dia menarik kontolnya keluar dari memekku. Kembali dia bergeser dan menjepitkan kontolnya yang berlumuran dengan lendir dari memekku di toketku. Aku menjepit kontolnya dengan toketku dan dia menggerakkan maju mundur. Karena panjangnya, ketika dia mendorong kontolnya maju, kepalanya menyelip kedalam mulutku, kuemut sebentar sebelum dia memundurkan kontolnya lagi, berulang2. “Nes, nikmat banget, aku mau ngecret dimulutmu ya Nes”, katanya sambil terus memaju mundurkan kontolnya. “Kenapa gak dingecretin di memekku aja mas, aku lagi gak subur kok”, jawabku. “Nanti ronde kedua”, jawabnya sambil dengan cepet memaju mundurkan kontolnya. Toketku makin keras kujepitkan di kontolnya. Akhirnya dia mendorong kantolnya masuk ke mulutku, segera kuemut dengan keras. “Nes, aku ngecret Nes”, teriaknya sambil mengecretkan pejunya kedalam mulutku. Aku segera menggenggam kontolnya dengan tanganku, kukocok pelan sambil terus mengemut kepalanya. Pejunya nyemprot beberapa kali sampe habis, banyak banget ngecretnya sampe meleleh keluar dari mulutku. Kutelan pejunya tanpa merasa jijik. ”Aduh Nes, nikmat banget ya ngentot sama kamu. Mau ya jadi stafku supaya kita bisa sering ngentot lagi. Kamu nikmat kan”, katanya terengah”. “Nikmat mas, Ines mau lagi dientot, jawabku lemes. Setelah nafsunya menurun, kontolnya mengecil. “Mas, lemes aja kontolnya udah gede, gak heran kalo ngaceng jadi gede banget”, kataku. “Tapi kamu suka kan”, jawabnya. “Suka banget mas. Ines suka kalo dientot kontol yang besar panjang seperti punya mas”. “Kamu udah sering dientot ya Nes, kayaknya kamu udah pengalaman”. “Ines cuma sering dientot cowok Ines aja mas, kontolnya tapi gak segede kontol mas, Dientot mas jauh lebih nikmat”, jawabku memujinya sambil berbohong. Padahal memekku sudah sering kemasukan kontol yang besar dan panjang, malah lebih besar dari kontolnya. Dia memelukku dan mencium pipiku. “Kita istirahat dulu ya Nes, kalo udah seger kita ngentot lagi”, karena lemes abis dientot akupun tertidur dipelukannya.


Gak tau berapa lama aku tertidur, ketika aku bangun diluar sudah gelap, dia tidak ada di kamar. Aku bangun, keluar kamar dan ke kamar mandi - kencing. Dia sedang duduk di meja makan menandatangani proposalku. Aku tersenyum saja melihatnya. “Ini proyek pertama Nes, nanti akan ada pembelian sedan untuk staf, mengganti sedan2 yang sudah lebih dari 5 tahun umurnya”, katanya setelah aku keluar dari kamar mandi, bertelanjang bulat. “Ordernya buat Ines lagi ya mas”, kataku. “Itu bisa diatur, jawabnya. “Kamu tidur nyenyak sekali, cape ya. Kamu mau makan apa. Bisa delivery kok”, katanya lagi. “Terserah mas aja”, jawabku. “Ines mandi dulu ya mas”. Aku kembali kekamar mandi, membersihkan diri. Selesai mandi, aku ke kamar mengenakan bra dan CD ku. Aku memang membawa beberapa CD dan bra, karena aku tau pasti dia minta imbalan atas order yang diberikannya padaku, dan imbalannya ya apa lagi kalo gak ngentotin aku. Terdengar bunyi bel, pesananan makanannya dateng. “Kok cepet mas”, tanyaku. “Aku pesen pizza, di lobby bawah kan ada counternya. Kamu suka kan pizza”, jawabnya. “Kalo lagi laper, apa aja doyan kok mas, apalagi yang gede, panjang dan keras banget”, kataku menggodanya. “Kamu merangsang banget Nes, memangnya daleman kamu seksi kaya begini ya. Asik dong cowok kamu. Tapi ngeliat caranya kamu ngempot, kamu gak cuma ngentot dengan cowok kamu deh”, jawabnya. “Biar mas napsu terus, makanya Ines sengaja bawa beberapa daleman yang seksi begini”, jawabku sambil mengambil sepotong pizza. Sambil makan, kita ngobrol ngalor ngidul. “Mas kok tinggal sendiri, gak punya istri atau udah dicere”, tanyaku. “Belum punya istri kok. Ines mau tinggal sama aku disini, tapi gak boleh ngentot dengan cowok lain”, jawabnya. Aku tidak menjawab pertanyaannya, malah bertanya lagi “Memangnya mas gak punya cewek?” “Dulu punya, tapi kawin sama cowok lain”, jawabnya. “Kenapa?” tanyaku lagi. “Soalnya kalo pacaran aku selalu ngajakin ngentot dan dia gak mau”, jawabnya terus terang. “Gak pernah ketemu sama cewek itu lagi”, lanjutku bertanya. “Pernah, beberapa waktu yang lalu aku ketemu dia di Ancol”, jawabnya. “Terus, mas ajak ngentot lagi”, sambungku. “Ya iya lah, rupanya dia gak puas dengan suaminya sehingga mau aja aku ngentotin”, jawabnya. “Wah asik dong, berapa kali mas”, tanyaku lagi. “Sampe 4 kali, sampe dia lemes banget”, jawabnya. “Wah mas kuat banget, Ines dientot 4 kali juga ya mas”, rengekku. “Iya sekarang abisin dulu pizzanya. Kamu bener cuma ngentot sama cowok kamu”, gantian dia yang menginterogasiku. “Enggak juga sih mas”, jawabku. “Terus sama siapa. oom oom?” tanyanya lagi. “Iya mas, dikenalin sama temen, keterusan deh sampe sekarang”, jawabku terus terang. “Banyak dong koleksi oom oom nya”, lanjutnya. “Gak kok mas, Ines cuma main sama 3 oom aja, itu2 terus”, jawabku lagi. “Pantes empotan memek kamu kenceng banget, sudah terlatih ya”, katanya, “Aku mandi dulu ya”, dia masuk kamar mandi. Aku duduk disofa sambil nonton TV. Gak lama kemudian dia keluar dari kamar mandi hanya mengenakan celana pendek. Dia duduk disampingku dan memelukku. “Gak dingin Nes cuma pake daleman”, tanyanya. “Kan ada mas yang ngangetin”, jawabku manja.


Dia mempererat rangkulannya pada bahuku. Bibirku segera dilumatnya dengan penuh napsu.
Aku meladenin ciumannya dengan penuh napsu juga, napsuku sudah mulai bangkit dicium dengan liar seperti itu. Dia makin erat memelukku, tangan kirinya meremas pinggangku. Kemudian ciumannya beralih ke leherku. “Geli mas”, kataku sambil menengadahkan kepalaku sehingga dia makin leluasa menciumi leherku. Tangan kanannya mulai meremas toketku yang masih dibungkus dengan bra, tak lama kemudian bra dilepaskannya sehingga dia lebih leluasa meremas toket dan memlintir pentilku. Pentilku sudah menegang dengan keras, napsuku makin memuncak. Puas dengan leherku, dia turun lagi ke belahan toketku, ke 2 toketku diremas2nya. Dia menciumi belahan toketku, kemudian ciumannya merembet ke pentilku dan diemutnya dengan gemas, sementara tangannya masih terus meremas2 toketku. “Geli mas”, erangku keenakan. Emutannya makin keras, dan remasannya juga makin kuat. Pentil yang satu diplintir dengan jempol dan telunjuknya. “Mas, geli”, rengekku lagi. Tapi dia tidak memperdulikanku, terus saja dengan remasan dan plintiran. Napsuku sudah memuncak,aku menggeliat2 keenakan, memekku sudah basah dengan sendirinya dan menyerap di CD tipisku. Aku tidak mau kalah. kontolnya kuremas dari luar celana pendeknya. Sudah ngaceng, keras sekali. Celana pendeknya kulepas dan kontolnya langsung tegak, besar panjang dan keras sekali. “Mas gedenya, pantes kalo sudah masuk memek Ines jadi sesek banget rasanya”, kataku sambil meremas2 kontolnya. “Mas, terusin diranjang yuk”, ajakku. “Udah napsu ya Nes”, jawabnya sambil bangkit ke kamar bersamaku. Dikamar aku dipeluknya dari belakang, sambil menciumi leherku dan telingaku sampai aku menggelinjang kegelian, toketku kembali diremas2nya. Kontolnya terasa keras menekan pantatku. Segera, CD ku dipelorotin dan aku ditariknya keranjang. Dia berbaring disebelahku yang sudah telentang. Kembali jempol dan telunjuknya memlintir2 pentilku yang sudah mengeras karena napsu sambil menciumi leherku lagi. Aku menjadi menggeliat2 kegelian. Ciumannya kemudian pindah ke bibirku, dilumatnya bibirku dengan penuh napsu. Aku menyambut ciumannya dengan tak kalah napsunya. Aku ditindihnya, ciuman kembali keleherku, kontolnya yang keras menggesek2 pahaku.


Puas dengan leher, dia kembali menyerang toketku. Dia menciumi belahan toketku dan kemudian mengemut pentilku. Terasa pentilku dikulum2 dan dimainkan dengan lidahnya. “Mas, geli”, kataku melenguh, tapi dia tidak perduli. Dia terus saja mengulum pentilku yang mengeras sambil meremas toketku. Dia melakukannya bergantian antara toket kiri dan kanan sementara kontolnya terus saja menggesek2 pahaku, tanpa terasa aku mengangkangkan pahaku. Dia kembali menciumi leherku dan mengarahkan kepala kontolnya ke memekku. Diputar2kannya kepala kontolnya dijembutku yang lebat. Aku sudah gak tahan, segera kuraih kontolnya sambil mengangkangkan pahaku lebih lebar lagi. “Mas, gedenya, keras banget”, kataku mengarahkan kepala kontolnya ke memekku. Diapun menggetarkan kontolnya sehingga kepalanya mulai menyelinap masuk ke memekku. Kepalanya sudah terbenam didalam memekku. Terasa kontolnya yang besar mulai mengisi memekku pelan2, nikmat banget rasanya. “Terus masukin mas, enak banget deh”, erangku keenakan. Tapi dia menghentikan gerakan kontolnya, hanya digerakkan pelan2, sehingga hanya kepalanya saja yang menancap. “Mas terusin dong, masukin semuanya mas biar sesek memek Ines, ayo dong mas”, protesku. Tapi dia tetep melakukan hal yang sama sambil menciumi ketekku. “Geli, mas, ayo dong dimasukin semua kontolnya mas”, rengekku terus.


Tiba2 dia menghentakkan kontolnya dengan keras sehingga kontolnya meluncur kedalam memekku, amblas semuanya. “Akh, mas” erangku kaget. Dia diam sesaat, membiarkan kontolnya yang besar dan panjang itu menancap semuanya di memekku. Kemudian mulailah enjotan nikmatnya, mula2 perlahan, makin lama makin cepat kontolnya keluar masuk memekku. “Enak Nes”, tanyanya sambil terus mengenjot memekku. ” Enak banget mas, kontol mas kan besar, panjang dan keras banget. Memek Ines sesek rasanya keisi kontol mas. Gesekannya terasa banget di memek Ines. Mau deh Ines tinggal sama mas, asal Ines dientot tiap malem”, jawabku. “Bener nih”, katanya dengan penuh semangat mengenjotkan kontolnya keluar masuk. Kemudian dia merubah posisinya tanpa mencabut kontolnya dari memekku. Kaki diangkat satu keatas dan dia merebahkan dirinya miring. Enjotan kontolnya terus dilakukan, dengan posisi itu rasanya kontolnya masuk lebih dalem lagi dan gesekannya lebih hebat lagi ke memekku. Gaya seperti ini pernah aku lihat di film BF. Dia terus mengenjotkan kontolnya, sementara kedua toketku diremas2nya bergantian. Pentilku juga diplintir2 perlahan. Nikmat banget rasanya dientot seperti itu, “enak mas, erangku. Enjotannya makin lama makin cepet dan keras. “terus mas, enak banget”, erangku untuk kesekian kalinya. “Mas nikmat gak?” tanyaku. “Enak banget Nes, empotan memekmu kerasa sekali, kontolku serasa diremes dan diisep, lebih nikmat dari emutan mulutmu”, jawabnya sambil terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk. “Terus mas, lebih keras mas, Ines hampir nyampe”, erangku lagi. Dia terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk, makin cepat. Aku merintih2 keenakan, akhirnya aku tidak bisa menahan lebih lama, “Mas, Ines nyampe, akh”, terasa memekku berkedut2 meremas kontolnya yang masih keras sekali itu. Tubuhku mengejang. Dia menghentikan enjotannya dan menurunkan kakiku. Aku terbaring mengangkang dengan kontolnya yang masih menancap di memekku, dia kembali ke posisi semula: menelungkup diatasku. “Mas, lemes banget deh”, lenguhku. “Tapi enak kan”, jawabnya. “Enak banget mas, terusin aja mas, kan mas belum ngecret”, jawabku terengah2. “Mas, hebat banget deh ngentotnya, belum pernah Ines dientot dengan gaya seperti tadi, enak banget mas”, kataku lagi.


Dia kembali mendekapku dan kontolnya mulai dienjotkan lagi keluar masuk memekku, perlahan. Aku mulai mengedut2kan otot memekku meremas kontolnya yang sedang bergerak keluar masuk memekku. Dia melumat bibirku, satu tangannya meremas2 toketku sedang tangan satunya lagi menyangga badannya. Pentilku juga diplintir2nya, napsuku mulai bangkit lagi. “Enak mas, terus yang kenceng ngenjotnya mas”, erangku. Sambil terus melumat bibirku, enjotan kontolnya dipercepat. Dia menyelipkan kedua tangannya kepunggungku. Aku pun memeluk dan mngusap2 punggungnya yang basah karena keringat. Kontolnya makin cepat dienjotkan. Setiap kali masuk kontolnya dienjotkan dengan keras sehingga nancep dalem sekali di memekku, makin lama makin cepet. “Nes, memekmu enak banget, empotan memekmu kenceng banget Nes”, erangnya. “Mas, terus mas, hebat banget deh mas ini, Ines sudah mau nyampe lagi, yang cepet mas”, akhirnya kembali aku mengejang sambil melenguh “Mas, Ines nyampe, mas…” Dia terus saja mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan cepat sampe akhirnya diapun mengejang sambil menancapkan kontolnya sedalam2nya di memekku, “Nes, aku ngecret”, bersamaan dengan itu terasa pejunya nyemprot dengan dahsyatnya dalam memekku. Nikmat banget rasanya walaupun sekarang lebih lemes katimbang tadi siang. Beberapa saat kami terdiam, saling berpelukan menikmati permainan yang baru usai. Dia menciumi leherku, dan aku mengusap2 punggungnya. Nikmat banget ngentot dengan dia. “Mas, nikmat ya mas, Ines mau deh tinggal disini bareng mas, asal tiap malem dientot ya mas”, kataku pelan. “Tapi kamu gak boleh ngentot dengan lelaki lain ya Nes, karena kamu sudah aku punya. Kalo kamu mau jadi istriku saja sekalian”, jawabnya. Aku tidak menjawab, kemudian dia mencabut kontolnya yang sudah mengecil dari memekku, kontolnya berlumuran peju dan cairan memekku. “Aku ngantuk Nes, tidur yuk”, katanya sambil berbaring disebelahku, tak lama kemudian terdengar dengkurnya. Akupun terlelap lagi. Lemes, cape tapi nikmat banget, aku udah nyampe 3 kali dalam 2 permainan. Padahal aku pengennya dientot 4 kali, gak tau deh kesampaian atau tidak.


Semaleman kita berdua tertidur, aku terbangun ketika hari sudah mulai remang2 terang. Karena harus kerja lagi, aku segera ke kamar mandi. Mandi dan membersihkan diri. Keluar dari kamar mandi aku masih bertelanjang bulat sambil mengeringkan badanku dengan handuk. Aku masuk ke kamar, lampu kamar sudah menyala tapi dia tidak kelihatan. Tiba2 dari belakang dia memelukku, rupanya ketika tau aku masuk dia bersembunyi dibelakang pintu. “Ngapain mandi Nes, kan masih mau satu ronde lagi”, dia mencium leherku sambil meremas2 kedua toketku dengan napsu. Kontolnya yang sudah mengeras digeser2kannya ke pantatku. Aku menggelinjang kegelian, dia terus saja menciumi leherku. Kemudian ciumannya bergeser kebawah, kepunggungku sampai akhirnya ke bongkahan pantatku. Aku hanya mendesah2 ketika dia menyapu bongkahan pantatku dengan lidahnya. Pahaku direnggangkannya dan terasa lidahnya menyapu memekku dari belakang. “Mas, nikmat banget”, kataku sambil menunggingkan pantatku kebelakang. “Jilat terus mas, jilatin semuanya”, kataku terengah. Dia membuka belahan pantatku dan menyapu lobang pantatku sampe ke memekku. Dia menjilati memekku yang sudah basah kuyup saking napsunya. Nikmat banget digeluti pagi2 buta seperti ini. Aku sempat menjerit kecil ketika dia mencolok memekku dengan lidahnya. Gak cuma kontolnya yang nikmat, lidahnya juga bisa bikin aku keenakan. Kemudian dia berdiri lagi, ciumannya kembali bergeser keatas, kepunggungku. Kedua tangannya meremas2 toketku dari belakang, beberapa kali aku tersentak nikmat ketika kedua pentilku diplintir2 dengan jarinya. Tanganku menjalar kebelakang, meremas kontolnya yang sudah keras sekali dan mengurutnya dari atas kebawah. Aku dibalikkannya sehingga berhadapan dengan dia, toketku mulai dijilatinya dan pentilnya diisap2nya bergantian. Napsuku makin memuncak ketika dia menyodok2 memekku dengan telunjuknya. Aku berdiri mengangkang, “enak mas”, erangku. Permainan dihentikannya, dia duduk diranjang dengan kaki agak mengangkang, aku segera berlutut diantara kedua kakinya. Kontolnya berdiri tegak dan keras sekali sehingga tampak urat2nya menonjol. Segera aku mencekal kontolnya dan dengan ganas aku ciumin kontol itu. Terdengar dia sedikit mengerang sembari merebahkan tubuhnya ke atas ranjang. Akupun segera beraksi. Kujilati kontolnya itu dari pangkal sampai kekepala. Lalu kuisap, kukulum dalam mulut sementara tangan kiriku mengelus-elus biji pelirnya terasa beberapa kali tubuhnya tersentak karena nikmat. Lalu kujilati biji pelirnya. Terdengar, “Aaahhkk”, dia mengerang kenikmatan, mendengar itu aku tambah gairah. Terus ku jilati biji pelirnya. Sementara tangan kananku mengurut-urut kontolnya… Semakin lama aku semakin lost kontrol. Dengan kedua tanganku ku angkat kedua pahanya sehingga kedua lututnya hampir menyentuh dadanya. Dengan posisi demikian aku leluasa menjilati kontolnya. Dari ujung kepala sampai ke sekitar biji pelirnya. Lalu aku menjilat semakin kebawah.. Kebawah.. Dan akhirnya ujung lidahku menyentuh pantatnya yang berbulu itu… Segera lidah ku menari-nari dipantatnya.. Terasa sekali tubuhnya beberapa kali bergetar. “Aakkkh.. Oougghh”, erangnya. Mendengar itu aku tambah bernapsu.. Kucolok-colok lobang pantatnya dengan ujung lidahku. Semakin dalam ku julurkan lidahku ke dalam lobang pantatnya. Semakin bergetar tubuhnya, terasa beberapa kali kontolnya yang ku kocok berdenyut-denyut. Rupanya dia sudah tidak tahan. Lalu ia memegang tanganku dan membimbing ku naik ke atas ranjang… Aku disuruh menungging diatas ranjang… Rupanya dia menginginkan doggy style… Sebelum mencobloskan kontolnya, dia sekali lagi memperhatikan bentuk memek ku dari belakang, aku pun menanti penuh harap. Dan akhirnya terasa kontolnya menempel dibibir memekku dan masuk perlahan-lahan ke dalam memek ku, terasa seret tapi nikmat. “Oohh.. Nggk… Ahhh”, desisku ketika seluruh kontolnya amblas.. Lalu ia mulai melakukan gerakan erotisnya. Nikmat sekali. Dan aku cepat sekali nyampe dalam posisi demikian, sepertinya dijilati dan menjilati merangsang napsuku sedemikian rupa sehingga baru dienjot sebentar saja aku sudah nyampe. Rupanya dia belum mau nyampe. Lalu ia menyuruh aku berbaring miring. Sementara dia berada dibelakang punggungku. Aku segera menekuk kedua lututku. Dan membiarkan dia mencobloskan kontolnya ke dalam memekku. Nikmat sekali, dia mahir dengan macem2 gaya yang nikmat rupanya. Dalam posisi demikian tangan kanannya leluasa meremas-remas toket ku dari belakang. Hentakan kontolnya makin lama makin keras dan cepat. Aku tahu kalau dia hampir ngecret. “Nes, aku mau ngecret dimulutmu lagi”, katanya. “Kenapa mas, kan lebih enak ngecret dimemekku”, jawabku. Dia menghentikan gerakannya. Lalu aku mencabut kontolnya dari memekku… Dan dengan gesit akupun berlutut disampingnya. Dia tersenyum. Aku segera menjilati kontolnya yang berlendir itu. Lalu kuisap-isap kontol yang keras dan berurat itu. “Ooh.. Nggkk.. Aakk”, erangnya keenakan. Aku semakin mempercepat gerakan kepala ku naik turun, beberapa kali dia mengerang sembari mengeliat, tapi belum ngecret juga.. Lalu aku membasahi telunjuk tangan kiriku dengan ludahku, setelah itu kucucukan telunjuk jari ku itu ke dalam pantatnya… Tampak tubuhnya sedikit tersentak ketika aku menekan jariku lebih dalam lagi kelobang pantatnya. Rupanya dia merasakan nikmat luar biasa dengan isapanku pada kontolnya dan sodokan jari ku di pantatnya. Hingga, “Aaahh… Aaakkhh”, dia mengerang hebat bersamaan dengan menyemburnya pejunya dalam mulutku. Crott.. Croot, banyak sekali sehingga kembali meleleh keluar dari mulutku. Pejunya ku telan. Lalu aku mengeluarkan kontolnya dari dalam mulutku… Tampak sedikit sisa-sisa pejunya masih keluar. Dan aku segera menyapunya dengan lidahku.

Suka Dientot





Aku ditugaskan kantor untuk mengikuti training yang diselenggarakan diluar kota. Tempat trainingnya disuatu resort yang nyaman. Aku mendapat kamar sendiri dan letaknya persis disebelah ruang untuk nonton TV. Aku berangkat pagi2 dengan kendaraan dari kantor karena training dimulai jam 9, kebetulan resort itu gak jauh dari jakarta. Aku terkejut karena ternyata yang menjadi trainer adalah mas Hide dan seorang temannya.


Dia juga terkejut melihatku, “Apa kabar Nes, makin cantik aja kamu”, sapanya setengah berbisik agar tidak terdengar yang lain. Diapun duduk disebelahku. “Baik mas , gak nyiapin kelasnya?” tanyaku. “Udah beres kok, dan lagi kan ada temenku yang merapikan sisanya. Kamu makin seksi aja”, jawabnya. “Ah biasa saja mas “, jawabku. “Sendiri?” tanyanya lagi. “Iya mas “, jawabku. “Nanti kita ngobrol lagi waktu break ya”, katanya sambil meninggalkan ku. Selama training aku hanya bengong memandangi mas Hide. Aku jadi teringat lagi bagaimana mas Hide mengentoti aku di apartmentnya, dia napsu banget melakukannya dan aku menikmatinya. Ngebayangin itu, napsuku jadi naik. Kayaknya ada kesempatan nih untuk mengulang nikmat yang aku reguk bersama mas Hide, gak tau dia mau atau tidak karena ada temannya. Apalagi aku dapat kamar sendiri, sehingga bisa saja dia tidur di kamarku. Atau dia ngajak temannya untuk mengantri aku. Lamunanku makin meluas sehingga aku tidak memperhatikan apa yang sedang dibahas. Kebetulan sesi pertama dia yang membawakannya. Ketika break, aku duduk menyendiri terpisah dari yang lain. Dia duduk disebelahku sambil membawa kopi dan makan kecil. “Kok masih gini2 aja Nes?” tanyanya. “Sekarang cowoknya siapa?” “Ya masih gini2 aja mas , abis keadaannya belum berubah. Ines gak punya cowok kok mas “, jawabku. “Ah masak, kamu kan napsunya gede, pasti kan perlu kepuasan juga kan”, katanya berbisik. Aku hanya tersenyum saja. “Mas sendiri gimana, katanya mau kasi proposal lagi?”tanyaku setengah berbisik juga. “Sedang dipersiapkan, nanti kalo sudah mateng aku kontak kamu. Malem ini kita ulangan yuk”, ajaknya. “Terus temen mas ?” tanyaku. “Aku kan dapet kamar sendiri”, jawabnya. “Ines juga kebetulan dapet kamar sendiri mas “, kataku sambil menyebutkan nomor kamarku. “Ah kebetulan kamarku persis disebelah kamarmu, di kamarku ada pintu tembus ke kamarmu sehingga keluar masuk gak akan ada yang liat. Jadi nanti malem ya Nes”, katanya. Waktu break sudah selesai, kelas dimulai lagi. Kali ini giliran temannya yang membawakan. Dia duduk disebelahku yang kebetulan kosong. Sesekali dia mengajakku berkomunikasi tetapi secara tertulis supaya tidak mengganggu yang lain. “Mau ya Nes nanti malem kita ulangan, kamu pasti udah lebih lihai diranjang ya Nes”, tulisnya. “Masih sama seperti ketika itu kok mas , ilmunya gak nambah2, abis mas udah gak pernah ngetrain lagi sih”, jawabku tertulis. “Makanya nanti malem kita training lagi ya”, lanjutnya. Ketika waktu makan siang, dia tidak ngobrol denganku, supaya gak menyolok, katanya.

Sorenya, sesudah kelas selesai aku balik ke kamar duluan, istirahat dulu karena sehabis makan malem ada kelas lagi. Kunci pintu tembusannya aku buka supaya mas Hide bisa masuk ke kamarku. Aku melepas pakaianku, tinggal CD minim yang tipis dan braku saja. Aku berbaring diranjang, gak lama kemudian pintu tembusan kamarku terbuka dan muncullah mas Hide, dia tersenyum melihat poseku yang menantang di ranjang. Dia duduk disebelahku dan langsung mencium bibirku dan dilumatnya dengan penuh napsu. Aku membalas lumatannya juga. “Nes aku kangen sama badanmu yang montok”, katanya sambil menciumi leherku. “Sama Ines nya gak kangen mas “, jawabku sambil mengusap2 pinggungnya. “Ya otomatis dong kangen juga sama yang punya badan”, jawabnya sambil tangannya mulai meremas2 toketku. Gak lama kemudian dia melepaskan braku.Ciumannya menjalar menyusuri leherku dan belakang kupingnya. Aku menggelinjang kegelian, “Geli mas “. Aku makin menggeliat ketika lidahnya menyelusuri toketku dan turun di belahannya. Dia terus memainkan lidahnya di toketku tapi tidak sampai ke pentilnya. “mas diisep pentilnya dong, nanti Ines isep kontol mas juga”, aku mendesah2. Dia terus saja menjilati daerah sekitar pentilku, tapi pentilnya tidak disentuh. Kemudian ciumannya turun ke arah perutku sambil tangannya mengusap2 daerah memekku, CD ku sudah basah karena napsuku yang sudah berkobar2. “Nes, kamu udah napsu banget ya, sampe CD kamu basah begini”, katanya sambil meneruskan usapannya. Aku gak tahan lagi, kepalanya kutarik dan kudekatkan ke pentilku. “Diisep dong mas “, rengekku. Dia segera mengisap pentilku dan tangannya meremas toketku. “Terus mas , diisep yang keras mas , enak mas akh”, erangku. Dia mengemut pentilku bergantian, demikian pula toketku diremasnya bergantian. Sesekali tangannya mengelus2 itilku dari luar CDku. Aku bangkit, kulepas semua yang menempel dibadannya. Kontolnya yang besar dan panjang sudah ngaceng dengan kerasnya. “Kontol mas masih besar dan panjang ya mas , keras banget lagi”, kataku sambil menciumi kontolnya dan kukenyot kepalanya. Kepalanya kemudian kujilati dan jilatanku turun ke arah bijinya. Seluruh kontolnya kujilati. “Enak Nes terusin dong emutannya”, katanya. Kemudian dia memutar tubuhnya sehingga posisinya menjadi 69. CDku langsung dilepasnya, “Ni jembut lebat banget”, katanya sambil mengelus2 jembutku yang sudah basah karena lendir memekku. Dia mulai menjilati memekku. “Enak mas , terus”, erangku keenakan.Aku makin menggelinjang ketika lidahnya menyentuh itilku. Kontolnya kuemut dengan keras, kepalaku mengangguk2 mengeluar masukkan kontolnya dimulutku. Karena napsuku yang sudah berkobar sejak pagi, akhirnya aku gak bisa bertahan lebih lama lagi, aku nyampe karena itilku dikenyot2nya, “mas , Ines nyampe mas , aakh”. Kontolnya kukocok dengan cepat keras sambil menikmati nyampeku. “Nes, aku mau ngecret juga Nes”, katanya terengah. Segera kepala kontolnya kuemut lagi dan kukenyot dengan keras, tanganku terus mengocok kontolnya sampai akhirnya dia ngecret dimulutku. Banyak banget pejunya nyembur sampe meleleh keluar dari bibirku. Kontolnya terus kukenyot sampe denyutan ngecretnya hilang baru kulepas. Pejunya kutelan tanpa rasa jijik, “Nes nikmat banget ya emutanmu, pastinya emutan memekku lebih nikmat lagi ya”, katanya terengah. Aku berbaring disebelahnya, kupeluk badannya. Belum dientot saja dia sudah menggiring aku ke kenikmatan.

Setelah itu kami membersihkan diri di kamar mandi. Didalam kamar mandi pun kami saling membersihkan badan pasangan. Kontolnya mengeras lagi ketika kukocok2 pelan2, aku jongkok didepannya dan mengemut kontolnya lagi, langsung saja kontolnya ngaceng dengan kerasnya. Kepalaku bergerak maju mundur memasuk keluarkan kontolnya dimulutku. Dia gak bisa menahan diri lagi, langsung dia duduk di toilet, aku dipangkunya menghadap dirinya, sambil mengarahkan kontolnya ke memekku. Segera kontol besarnya nancep dimemekku, terasa sekali memekku melebar untuk menampung kontolnya yang dienjotkan pelan2 sehingga makin nancep di memekku, “Enak mas , ssh”. Aku mengenjotkan badanku maju mundur supaya kontolnya bisa nancep dalem di memekku, diapun mengenjotkan kontolnya juga sehingga terasalah gesekan kontolnya dimemekku. Nikmat banget rasanya. Sedang nikmat2nya, tiba2 dia berhenti mengenjotkan kontolnya. Dia menyuruhku memutar badanku tanpa mencabut kontolnya dari memekku. Aku disuruhnya nungging sambil berpegangan di wastafel. Mulailah dia mengenjotkan kontolnya dari belakang. Sambil mengenjot, toketku yang mengayun2 seirama enjotannya diremas2nya. “Akh mas , nikmat banget mas . Kontol mas nancepnya dalem banget mas , Sesek memek Ines rasanya, gesekan kontol mas kerasa banget, enjot terus yang cepet mas , Ines udah mau nyampe lagi”, erangku. “Cepet banget Nes”, katanya. “Abis nikmat banget sih mas kontolnya, jadi Ines gak bisa nahan lagi”, erangku. Dia makin cepat mengenjotkan kontolnya keluar masuk sampe akhirnya aku menggelinjang dengan hebat, “Akh mas , Ines nyampe lagi, Ines lemes mas “, erangku terengah2. Karena aku mengeluh lemes, dia mencabut kontolnya yang masih perkasa dan minta diemut lagi. Dia kembali duduk di toilet dan aku berlutut didepannya. Kembali kontolnya kuemut2 sambil kukocok2 dengan cepat dan keras, sampe akhirnya, “Nes, aku ngecret lagi Nes”. Dia mengecretkan pejunya lagi didalem mulutku. Walaupun ini yang kedua, pejunya tetep saja banyak ngecretnya. Seperti tadi pejunya kutelen sambil terus mengemut kontolnya. “Nes, udah waktunya makan malem nih, nanti kita lanjutin lagi”, katanya. Kami segera membersihkan diri sekali lagi, kemudian dia kembali kekamarnya dan aku segera berpakaian untuk makan malem. Sesi malem terasa lama sekali buatku, yang sudah kepingin untuk dientot lagi.


Akhirnya selesailah sesi malem, aku gak bisa langsung ke kamar karena kelompok diskusiku ngumpul untuk membahas pekerjaan yang harus diselesaikan untuk besok. Cukup lama diskusi berlangsung, kulihat dia sudah tidak ada di kelas, kelihatannya sudah menunggu dikamar. Aku sudah tidak bisa berkonsentrasi tetapi tidak dapat meninggalkan diskusi. Setelah diskusi selesai, teman2 yang lain masih ngumpul2 untuk ngobrol dan menikmati snack malem, aku beralasan sakit perut segera kembali ke kamar. Ketika masuk kamar, tiba2 dia memelukku dari belakang erat2, rupanya dia bersembunyi dibelakang pintu kamarku ketika mendengar kunci pintu berfungsi. “Lama bener Nes, aku sampe kedinginan nungguinnya”. Aku membalikkan badan dan memeluk dia erat2 juga. Bibirku langsung diciumnya dengan penuh napsu, lidahnya yang dijulurkan ke mulutku kuisep kuat2 juga. Aku melingkarkan tanganku di lehernya. Dia langsung meremas2 toketku. Terasa kontolnya sudah ngaceng menekan ke perutku. Pakaianku segera dipretelinya sehingga hanya tinggal CD minim yang tipis. Dia terus saja meremas2 toketku, pentilku yang sudah mengeras langsung dijilatinya. Aku jadi menggelinjang kegelian dan juga nikmaat. Jilatannya turun terus ke bawah, ke puserku dan terus menciumi daerah memekku. CDku sudah basah. “Nes kamu sudah siap dientot ya, udah basah begini”, katanya sambil melepas CDku. Gantian aku yang segera melucuti semua pakaiannya sehingga kita sudah berbugil ria. Dia membopongku sambil terus menciumi bibirku, kuat juga dia membopongku. Aku dibaringkan di ranjang, dia terus menciumi seluruh tubuhku, napsuku sudah berkobar2, berkali2 aku menggelinjang. Sambil mengulum bibirku, tangannya mengelus2 pinggulku, kemudian jarinya mulai mengilik memekku dan akhirnya itilku yang menjadi sasaran. Aku mengangkangkan pahaku supaya dia mudah mengakses memek dan itilku. Aku menggeliat2 saking napsunya. Jarinya makin cepet menggesek itilku, aku mengangkat2 pantatku karena sudah pengen banget dienjot, “Ayo dong mas , Ines dientot, udah pengen banget kemasukan kontol mas lagi”, rengekku. Dia kemudian menelungkup diatasku, kontolnya diarahkan ke memekku dan mulai nancep kepalanya di memekku, “Akh, enak mas , masukin semuanya mas “, lenguhku. Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk, makin lama makin cepat dan akhirnya dengan satu enjotan keras seluruh kontolnya nancep semuanya di memekku, “Akh, enak mas , masuk semuanya ya mas , memek Ines sampe sesek banget rasanya kesumpel kontol mas “. Dia terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk makin cepat dan keras, nikmat banget rasanya, “Enak mas , terus mas , enjot yang cepet dong”, rengekku terus. Setengah permainan dia mencabut kontolnya dari memekku, “kenapa dicabut mas , belum nyampe”, protesku. “Variasi dong”, jawabnya sambil menjepitkan kontolnya yang keras banget di toketku. Aku menjepit kontolnya dengan toketku, dia bergerak maju mundur, menggesekkan kontolnya di toketku. Ketika dia memajukan kontolnya, kepalanya kuemut sebentar dan kemudian terlepas karena dia memundurkan lagi, terus seperti itu. “Enak yang”, erangnya. Setelah puas digesek toketku dia berubah posisi lagi, “Kamu sekarang diatas ya Nes”, katanya sambil berbaring. Segera aku menaiki badannya dan menempatkan kontolnya yang ngaceng tegak di memekku. Aku menurunkan memekku pelan2 dan bles, kontol besarnya mulai ambles di memekku, “Akh, enak banget mas “, lenguhku. Aku menaik turunkan pantatku dengan cepat sehingga kontolnyapun makin cepat terkocok2 didalem memekku, nikmat banget rasanya. Dia pun melenguh, “Enak Nes, terus yang cepet”. Aku merunduk dan mencium bibirnya, dia memeluk punggungku sambil gantian mengulum bibirku. Dia meremes2 toketku yang berguncang2 seiring dengan naik turunnya badanku mengocok kontolnya. Pentilku diplintir2nya. Aku makin bernapsu mengocok kontolnya dengan memekku. Dia memegang pinggulku sementara aku terus mengocok kontolnya. Kocokanku makin kencang, “mas , Ines sudah mau nyampe nih”, kataku terengah. Dia meraba itilku dan dikilik2nya, ini mempercepat proses aku nyampe, “Akh, mas , Ines nyampe, akh nikmatnya”, lenguhku dan aku ambruk menelungkup dibadannya. Aku mengeluarkan kontolnya dari memekku, masih perkasa kontolnya. Kemudian kontolnya aku ciumi dan kepalanya aku emut, kepalaku mengangguk2 mengeluar masukkan kontolnya dalam mulutku. “Nes, kamu makin lihai urusan ranjang nih, latihan sama siapa saja?” tanyanya. Aku tak menjawab, kontolnya terus kuemut sambil kukeluar masukkan di mulutku, batangnya aku kocok2 dengan cepat. “Akh enak banget Nes” erangnya. Cukup lama aku mengemut kontolnya, rupanya karena sudah ngecret 2 kali, dia bisa bertahan lama sekali. Kontolnya dikeluarkan dari mulutku dan aku disuruhnya nungging dipinggir ranjang. Dari belakang sambil berdiri dia mencolokkan kontolnya lagi kedalam memekku, sekali enjot kontolnya sudah amblas semua ke memekku, “Akh, enak banget mas “, erangku. Dia mengenjotkan kontolnya keluar masuk memekku, karena dia berdiri enjotannya terasa lebih keras dan lebih cepat, nikmatnya gak terlukiskan dengan kata2. Dia meraba2 lubang pantatku, kemudian terasa jarinya ditusuk2kan kepantatku. “mas sakit”, protesku. Dia berhenti menusuk2 pantatku, pinggulku dipegangnya sambil mengenjotkan terus kontolnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Dia membungkuk dipunggungku supaya bisa meremes2 toketku yang berguncang2 seirama dengan sodokannya. Pentilku kembali diplintir2nya. “Enak mas , terus enjotannya, Ines udah mau nyampe lagi mas “, erangku. “Cepet kok Nes, aku belum ngerasa apa2″, katanya sambil terus mengenjot memekku. Akhirnya aku tak bisa nahan lebih lama lagi, “mas , Ines nyampe mas , akh”, aku tersungkur diranjang karena lemes, kontolnya tercabut dari memekku, masih keras dan berlumuran lendirku. Dia tidak memberi kesempatan aku istirahat, aku ditelentangkan dan kontolnya dimasukkan lagi ke memekku, terus mulai dienjotkan lagi keluar masuk dengan cepat dan keras. “mas , kuat amat sih ngentotnya, Ines udah lemes mas , abis udah 2 kali nyampe”, lenguhku, Dia tidak memperdulikan lenguhanku, terus saja kontolnya dienjotkan keluar masuk. Rupanya dia udah mau ngecret, makin lama enjotannya makin cepet dan keras, aku sudah pasrah saja telentang keenakan. Toketku diremas2 sambil memlintir2 pentilku, akhirnya “Nes aku ngecret”, dan terasa semburan pejunya dimemekku. Aku memeluk dan mengelus2 punggungnya. “mas , nikmat banget ngentot dengan mas , istirahat dulu ya mas , Ines udah lemes banget”, dia mencabut kontolnya dan rebah disebelahku. Tak lama kemudian aku tertidur kelelahan.


Aku terbangun karena merasa ada yang mengelus2 toketku, dia sedang memandangi aku sambil mengelus2 toketku, “udah pagi ya mas “, kataku setengah ngantuk. “Belum baru jam 5, masih bisa seronde lagi ya Nes”, jawabnya. Luar biasa dia ini, gak puas2nya ngentotin aku. Aku dipeluknya dan bibirku diciumnya, aku membalas memeluknya. Kontolnya mulai kuremas2 sehingga terasa kembali mengeras, terus saja kuremas2 sampe jadi keras sekali. Dia sudah siap nyodok memekku lagi. Aku bangun dan mulai mengisap kontolnya, dia merubah posisi menjadi 69 sehingga bisa mengakses memekku. Memekku dijilatinya, aku mengangkangkan pahaku sehingga dia bisa menjilati itilku, Isepan ku menjadi melemah karena serangan fajar nya di memekku, “mas , subuh2 gini sudah ngasi kenikmatan lagi buat Ines”, kataku sambil mengocok2 kontolnya. “mas , Ines sudah napsu banget, dimasukin lagi dong mas “, pintaku. Dia sudah napsu juga, segera aku ditelentangkan, dinaiki dan kontolnya ditancapkan lagi ke memekku, kemudian mulai dienjotkan keluar masuk. Sebentar saja seluruh kontolnya sudah nancap kembali di memekku, enjotannya tambah cepat dan keras, “Enak banget mas “, erangku. Dia terus saja mengenjot memekku dengan kontolnya. Akhirnya kembali aku mengejang keenakan, “mas , Ines nyampe mas . mas pinter amat sih nyodok memek Ines, sebentar saja Ines sudah nyampe”, lenguhku. Dia terus saja mengenjotkan kontolnya keluar masuk. Cukup lama dia mengenjot memekku dengan kontolnya sampe akhirnya aku nyampe lagi, “mas Ines nyampe lagi mas , mas lama banget sih ngecretnya, Ines udah lemes banget mas “, erangku. Dia terus saja mengenjot memekku sampe akhirnya “Nes, aku ngecret”, dia menancapkan kontolnya dalem2 di memekku dan terasa semburan pejunya di memekku. “Nikmat banget ngentotin kamu Nes, memek kamu bisa kedutan, kerasa kaya diemut sama mulut kamu”, katanya. Kemudian dia mencabut kontolnya dari memekku dan berbaring disebelahku. “Nes, nanti sore kita lanjut lagi yuk, kita ngentot semalem lagi”, katanya. “Dimana mas?” “Ya ditempatku lah. Kalo nginep semalem lagi kan menyolok, kelihatan sama temenku”. Aku hanya tersenyum dan akhirnya tertidur lagi dipelukannya.

Hari itu aku mengiktui training dengan lesu, maklum aja semaleman dientot sampe nyampe berkali2, pastinya ngantuk dan lemes. Presentasi kelompok diskusiku, aku hanya terdiam saja menjadi pendengar. Selesai training, aku ikut mobilnya. Di perjalanan kami mengisi perut dulu karena memang sudah waktunya, setelah itu baru keapartmentnya. aku duduk disofa. Dia masuk kamar mandi, ketika keluar hanya mengenakan celana pendek dan t shirt, badannya masih tegap. Dia mengambilkanku can soft drink dingin, dibukakan untukku. Aku meminumnya. “Mau mandi yang?’ tanyanya sambil memelukku. Aku diciumnya, tangannya segera meremas2 toketku kembali. Napsunya bukan main. Segera aku ditelanjanginya, toketku diciuminya dan pentilku diemut2nya, segera saja pentilku mengeras. Tangannya segera saja mengiliki2 itilku, dia sepertinya mau memanfaatkan waktu seefisien mungkin. “mas , kok napsu banget sih sama Ines”, tanyaku. “Abis ngentot sama kamu nikmat banget sih”, jawabnya. “Ines kan juga dapet nikmatnya dipatil lagi sama kontol mas “, jawabku. Kemudian dia melepas celana dan t shirtnya, dia rupanya tidak mengenakan CD. Kontolnya sudah ngaceng dengan keras. Dia duduk di ubin di depanku, kakiku dikangkangkannya. Badanku diseretnya sehingga aku setengah rebah di dipinggir sofa. Lidahnya mulai menggesek memekku dari atas ke bawah. Itilku menjadi sasaran berikutnya, dijilat, dihisap, kadang digigit pelan, dijilati lagi, “mas , enak banget mas , terus mas “, erangku. Dia terus menjilati itilku sampe aku nyampe. “Akh mas , belum dientot Ines sudah nyampe, mas lihai banget deh makan memek Ines”, kataku. Dia berdiri, aku ditariknya supaya duduk. Kontolnya tepat ada dimukaku, segera saja aku genggam dan kuemut kepalanya. mulutku mulai mengeluar masukkan kontolnya sambil batangnya kukocok2 dengan cepat dan keras. Dia mengejotkan kontolnya pelan dimulutku seperti sedang mengentoti mulutku. Beberapa saat kemudian, dia berbaring disofa, aku segera menaiki badannya dan menancapkan kontolnya di memekku, kusentakkan badanku kebawah dengan keras sehingga sebentar saja kontolnya udah nancep semua di memekku. Aku menaik turunkan pantatku dengan cepat sehingga kontolnya terkocok oleh memekku dengan cepat juga, “Akh nikmat banget Nes” erangnya. Aku merasa sudah mau nyampe, tapi dia menahan badanku sehingga aku berhenti mengenjot. Kontolnya dikeluarkan dari memekku, aku disuruhnya telungkup menungging di sofa dan kembali kontolnya ditancapkan ke memekku dari belakang. “Bles, kontolnya langsung saja nancep semuanya ke memekku, “Akh, nikmatnya,”, kali ini aku yang menggerang. Dia langsung mengenjot memekku dengan cepat dan keras. Terasa sekali kontolnya menggesek memekku, kalo dienjotkan dengan keras terasa kontolnya nancep dalem sekali di memekku. Makin cepat dienjot makin nikmat rasanya. Tiba2, “akh mas , Ines nyampe, mas ” , kenikmatanku meledak juga akhirnya. Dia terus saja mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan cepat sampe akhirnya kembali dia ngecret “Nes, aku ngecret, nikmat banget rasanya Nes”, terasa kembali pejunya membanjiri memekku. “mas , Ines lemes banget mas , baru sampe apartment udah dientot lagi. mas gak ada matinya ya”, kataku sambil tersenyum. “Ya udah kita mandi dan terus tidur, besok pagi kita main lagi ya”, jawabnya sambil masuk ke kamar mandi. Aku berbaring saja di sofa sambil istirahat. Selesai mandi, dia keluar masih bertelanjang bulat. Giliranku mandi. Nikmat berdiri dibawah shower air hangat, apalagi setelah kerja keras barusan. Selesai mandi, dia sudah berbaring diranjang, aku berbaring disebelahnya dan tak lama kemudian aku tertidur.

Ketika terbangun, hari sudah terang, aku males ke kantor hari ini, mendingan juga sama dia mereguk kenikmatan. Aku sms ke bos ku memberi tau bahwa aku masuknya siang karena ada urusan pribadi. Aku bangun ke kamar mandi, pipis dan sikat gigi. Aku pake saja sikat gigi yang ada, muka ku basuh dengan air dingin. Seger sekali rasanya. Ketika keluar dari kamar mandi dia sudah bangun. Dia ada di pantri sedang menyeduh kopi dan menghangatkan roti di microwave. Aku duduk di meja makan. “Nes, kamu harus kekantor pagi ini”, tanyanya sambil menghidangkan roti. “Gak kok mas , kan kita masih mau satu ronde lagi. Ines masuk siang”, jawabku sambil mengunyah hidangan. Sehabis mengisi perut, dia langsung menarik tanganku kembali ke ranjang. Aku dipeluknya, tangannya segera saja meremas2 toketku sambil mencium bibirku dengan gemasnya. Pentilku diplintir2nya pelan, napsuku segera saja berkobar, pentilku segera mengeras. Aku tidak tinggal diam, kontolnya yang sudah ngaceng keras sekali kukocok2. “Aku isep ya mas “, kataku sambil mengubah posisi mendekati kontolnya. Kepala kontolnya kujilati kemudian pelan2 kumasukkan ke mulutku. Kontolnya kukulum2, kukeluar masukkan di mulutku. “Enak Nes”, erangnya. Kemudian dia menarik aku kembali kepelukannya. Bibirku kembali dilumatnya, aku membalas lumatannya, sementara tangannya terus saja meremas2 toketku. Tangannya kemudian mengarah kebawah, itilku menjadi sasaran berikutnya. “Akh mas , enak”, erangku. Dia menciumi leherku, terus kebawah mengemut pentilku bergantian, aku terus mengerang keenakan. Ciumannya terus mengarah kebawah, berhenti di puserku sehingga aku menggelinjang kegelian, “Geli mas , nakal ih pagi2″, kataku manja. Akhirnya sampailah ciumannya pada sasaran sesungguhnya, memek dan itilku. Jilatannya segera menyerbu itilku. Aku sudah mengangkang selebar2nya supaya dia mudah menjilati itilku. Dia meletakkan bantal dibawah pinggulku. “buat apa mas , kan kontol mas panjang. Gak usah diganjel masuknya juga dalem banget”, tanyaku. Dia tidak menjawab, terus saja menjilati itilku yang makin terexpose karena ganjelan bantal itu. Aku jadi tau kenapa dia mengganjal pantatku dengan bantal, supaya dia mudah menjilati itilku. Jilatannya berubah menjadi emutan, itilku diemut2nya pelan. Aku menjadi makin blingsatan. “Akh mas , Ines udah pengen dientot, mas . Masukin dong kontolnya mas “, erangku. Dia menghentikan emutannya, aku dinaikinya dan mengarahkan kontolnya ke memekku. Dia menggosok2kan kepala kontolnya di memekku yang sudah basah banget, “Ayo dong mas , tancepin aja semuanya”, erangku gak sabar. Aku makin menggelinjang karena gosokan kontolnya itu. Pelan2 dimasukkannya kontolnya ke memekku. Dia menekan kontolnya masuk sedikit2 demi sedikit. Karena ganjalan bantal, kontolnya jadi lebih mudah nancep. “Akh, ssh, enak banget mas , tancepin aja semuanya sekaligus sampe mentok”, kataku. Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk pelan sehingga sedikit demi sedikit kontolnya nacep makin dalem aja. Nikmat banget disodok kontol besar dan keras kaya begitu. Enjotannya makin cepat dan dengan sekali hentak dkontolnya ditancepkan semuanya ke memekku, “akh enak banget mas “, erangku. Dia terus saja mengenjotkan kontolnya dengan keras dan cepat, “enak mas , terus mas , yang cepet, Ines udah mau nyampe mas “, erangku terengah2. Tau aku udah mau nyampe, dia mempercepat enjotan kontolnya, setiap enjotannya langsung menancapkan kontolnya dalam2 di memekku. Pantatku menggeliat2 tidak teratur saking nikmatnya. Akhirnya sampe juga puncak kenikmatan buatku. Kakiku segera membelit kakinya, aku memeluk punggungnya, “mas , Ines nyampe, akh, ssh, enak banget mas “, jeritku keenakan. Dia terus saja mengenjotkan kontolnya keluar masuk setelah aku meletakkan kakiku diatas ranjang lagi, rasa nikmat membuatku terkapar, napasku tersengal2, dia tidak peduli dengan kondisiku, tetap saja kontolnya dienjotkan dengan cepat dan keras. Sebentar kemudian napsuku sudah bangkit lagi, aku mulai menggeliat2kan pantatku. “Nes ganti posisi yuk”, katanya sambil mencabut kontolnya dari memekku. Aku disuruhnya menungging dipinggir ranjang. Dia berdiri dibelakangku dan menancapkan kontolnya dimemekku. Sekali sodok, kontolnya sudah nancep sampe pangkalnya. Sambil berdiri dia mengenjot memekku. Kontolnya bergerak keluar masuk memekku dengan cepat dan keras. Enjotannya lebih terasa keras karena dia berdiri sehingga tenaga enjotannya menjadi lebih besar, buatku sih tambah nikmat jadinya. “Akh mas , enak banget, enjotan kontol mas terasa banget keluar masuk memek Ines, terus mas , ssh”, erangku. Dia mempercepat enjotan kontolnya, “Nes, aku udah mau ngecret Nes”, katanya. “iya mas , Ines udah mau nyampe lagi, barengan ya mas “, jawabku. Tiba2 dia mengenjotkan kontolnya dalem2 dengan keras, “Nes, aku ngecret, akh, ssh”, erangnya. Akupun mengejang karena aku nyampe lagi, “mas Ines juga nyampe mas , akh nikmat banget mas ,” jeritku. Dia menelungkup diatas punggungku sehingga aku rebah keranjang. Kontolnya tercabut dari memekku. Dia berguling dan berbaring disebelahku yang masih nelungkup. “mas , nikmat banget deh enjotannya kalo mas ngenjotnya sambil berdiri”, kataku. Dia hanya tersenyum. Aku bangun ke kamar mandi, pipis. Kemudian memekku kusiram dengan shower, dingin rasanya. Kembali ke ruangan aku mengambil air dingin di lemari es, kuminum habis segelas, aku mengisinya lagi dan kuberikan kepadanya yang masih terkapar kelelahan. Aku masih pengen sekali lagi ngerasain kontolnya keluar masuk, segera saja aku mulai menjilati kontolnya. Terus kuemut2 sambil kukocok2, gak lama kontolnya sudah keras lagi. “Hebat mas , udah ngaceng lagi”, kataku sambil terus mengocok kontolnya. “Kamu juga hebat Nes, napsu kamu cepet sekali berkobar, kayanya kamu gak puas2 ya makan kontolku”, katanya. “Mana bisa puas mas , kan gak tiap hari memek Ines keiisi kontol mas , mumpung ada kesempatan ya dituntasin aja”, kataku sambil kembali mengemut kontolnya. Aku mengubah posisi nelungkup sambil mengangkang diatas mukanya, posisi 69. Dia tau apa yang harus dikerjakannya, sambil menikmati kontolnya yang sedang kuemut2 dia segera menjilati memekku sampe ke pantatku, itilku dikilik2 dengan tangannya. Aku segera bangun dan menduduki kontolnya, kontolnya segera saja ambles dimemekku sekali lagi. Aku menaik turunkan pantatku sambil mengejangkan memekku meremas kontolnya. Enjotanku makin cepat, dia merintih2 keenakan, “Enak Nes, empotan memek kamu kerasa banget, lihai sekarang kamu ya yang”, katanya. Setiap enjotan kebawah membuat kontolnya nancep semua di memekku. Setiap aku menaikkan pantatku, tampak bibir memekku turut tertarik keluar karena cengkeraman memekku di kontolnya. Enjotanku makin lama makin cepat, ‘akh mas enak mas , Ines udah mau nyampe lagi”, erangku, dia meremas2 toketku yang berguncang2 mengikuti irama enjotanku, pentilku diplintir2nya menambah kenikmatanku. Sampa akhirnya, “Akh mas , Ines nyampee mas , ssh”, akupun ambruk didadanya. Dia segera menggulingkan aku sehingga sekarang dia yang diatas, kontolnya yang masih keras tetap nancep di memekku. Dia sekarang yang ambil peran, mengenjot memekku dengan cepat dan keras. Cepat sekali enjotannya, aku hanya bisa ber aakh ssh saja saking enaknya, sampe akhirnya diapun gak tahan lagi, “Nes, aku ngecret Nes”, erangnya sambil menancapkan kontolnya sedalam2nya di memekku. Terasa semburan pejunya di memekku sehingga akupun nyampe lagi untuk kesekian kalinya. Benar2 event training yang sangat nikmat. Aku dientot berkali2 dan berkali2 juga nyampe. Wah benar2 terpuaskan napsuku yang tertahan2 selama ini dirumah. Setelah istirahat dan mandi, dia mengantarkanku pulang kerumah.  “mas , kapan Ines dientot lagi”, rengekku.